Wawasan Poso — Angka kasus diabetes melitus (DM) di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, tercatat mencapai 3.447 orang. Jumlah ini membuat pemerintah daerah waspada terhadap meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular (PTM) di tengah masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Nagan Raya Teuku Raja Keumangan (TRK) menegaskan perlunya langkah preventif dan edukatif dari Dinas Kesehatan (Dinkes) agar masyarakat lebih sadar akan bahaya konsumsi gula berlebihan, terutama dari minuman manis kemasan yang kini digemari berbagai kalangan.
Kasus Diabetes Terus Naik di Usia Produktif
Kepala Dinas Kesehatan Nagan Raya, dr. Samsul Bahri, memaparkan bahwa jumlah penderita diabetes melitus di wilayahnya mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir. Kasus terbanyak ditemukan di Kecamatan Seunagan, Beutong, dan Kuala.
“Sebagian besar penderita berada pada rentang usia 35–59 tahun, artinya banyak dari mereka masih dalam usia produktif. Ini mengkhawatirkan karena bisa berdampak pada produktivitas masyarakat dan ekonomi keluarga,” ujar dr. Samsul.
Ia menjelaskan, peningkatan kasus dipengaruhi oleh pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan mengonsumsi minuman tinggi gula seperti teh kemasan, kopi susu instan, dan minuman boba yang kini populer di kalangan anak muda.
Bupati TRK: Edukasi Lebih Efektif daripada Pengobatan
Bupati Teuku Raja Keumangan menekankan pentingnya langkah pencegahan dini melalui sosialisasi dan edukasi langsung ke masyarakat, terutama di sekolah, kantor pemerintahan, dan tempat ibadah.
“Penyakit diabetes ini tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tapi bisa dikendalikan. Karena itu, edukasi lebih efektif daripada pengobatan. Saya minta Dinkes aktif turun ke lapangan memberikan penyuluhan tentang bahaya konsumsi gula berlebih,” tegas TRK dalam rapat koordinasi bidang kesehatan di Pendopo Bupati, Selasa (28/10/2025).
Menurutnya, masyarakat sering kali abai terhadap gaya hidup sehat. “Banyak yang berpikir minum kopi susu kemasan itu sepele, padahal kadar gulanya sangat tinggi. Begitu juga dengan minuman berkarbonasi yang dikonsumsi hampir setiap hari,” lanjutnya.

Baca juga: Bupati Parigi Moutong Optimalkan Aset Mangkrak Jadi Penggerak Ekonomi Baru
Program “Kurangi Gula, Sehatkan Nagan Raya” Diluncurkan
Untuk menekan angka penderita diabetes, Pemkab Nagan Raya melalui Dinkes meluncurkan program bertajuk “Kurangi Gula, Sehatkan Nagan Raya”. Program ini mengedepankan kampanye publik dan edukasi lintas sektor dengan menggandeng sekolah, PKK, serta organisasi keagamaan.
“Dalam program ini, kami akan melakukan pemeriksaan gula darah gratis di puskesmas, mengadakan senam sehat setiap minggu, dan menyebarkan brosur edukatif ke seluruh kecamatan,” kata dr. Samsul.
Selain itu, pemerintah juga berencana mengatur pemasangan label kandungan gula pada minuman lokal serta mendorong pelaku usaha makanan dan minuman untuk menyesuaikan takaran gula sesuai anjuran Kementerian Kesehatan.
Peran Keluarga dan Masyarakat Sangat Penting
Bupati TRK mengingatkan bahwa peran keluarga menjadi kunci dalam mencegah diabetes. Ia menilai pengawasan konsumsi makanan di rumah harus diperkuat dan masyarakat perlu dibiasakan untuk membaca informasi gizi sebelum membeli produk.
“Kalau anak-anak kita dibiasakan minum air putih dan makan buah sejak kecil, maka risiko terkena diabetes bisa ditekan. Jangan tunggu sakit baru sadar pentingnya pola hidup sehat,” pesan TRK.
Sementara itu, tokoh masyarakat setempat, Tgk. Muhammad Yusuf, menyambut baik langkah pemerintah. Ia berharap kampanye ini bisa disampaikan juga lewat khotbah Jumat dan kegiatan keagamaan lainnya.
“Kesadaran masyarakat pedesaan masih rendah. Kalau pesan ini disampaikan lewat pendekatan agama, insyaallah akan lebih mudah diterima,” ujarnya.
Target 2026: Penurunan 10 Persen Kasus Baru
Pemerintah Kabupaten Nagan Raya menargetkan penurunan 10 persen kasus baru diabetes pada tahun 2026 melalui kombinasi program promotif, preventif, dan peningkatan deteksi dini di seluruh fasilitas kesehatan.
Bupati TRK menegaskan bahwa keberhasilan program ini membutuhkan kolaborasi semua pihak. “Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada dukungan masyarakat, tenaga kesehatan, guru, dan ulama agar gerakan hidup sehat menjadi budaya bersama,” katanya menutup sambutan.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, Pemkab Nagan Raya berharap masyarakat lebih sadar akan bahaya minuman manis, menjaga pola makan sehat, serta menjadikan gaya hidup aktif sebagai bagian dari keseharian untuk mewujudkan Nagan Raya Sehat dan Bebas Diabetes 2030.





