, , ,

Palu Perkuat Mitigasi Bencana Lewat Sekolah Lapang Gempabumi

oleh -56 Dilihat

Wawasan Poso — Pemerintah Kota (Pemkot) Palu bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Palu terus memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman gempa bumi melalui kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi (SLG). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mitigasi nonstruktural yang menekankan pengetahuan, simulasi, dan kesiapan komunitas di wilayah rawan bencana.

Acara pembukaan berlangsung di Aula Kantor Wali Kota Palu, Jumat (1/11/2025), dan dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri atas guru, pelajar, perangkat kelurahan, relawan kebencanaan, serta unsur TNI dan Polri.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Palu, Irwan Syahputra, menjelaskan bahwa Sekolah Lapang Gempabumi bertujuan membekali masyarakat dengan pemahaman ilmiah tentang potensi gempa dan langkah penyelamatan diri ketika bencana terjadi.

“Palu merupakan daerah dengan aktivitas seismik tinggi. Melalui kegiatan ini, kami ingin warga tidak hanya tahu bahaya gempa, tapi juga paham bagaimana cara bertindak yang benar dan cepat untuk menyelamatkan diri,” ujar Irwan.

Mengingat Tragedi 2018, Membangun Kesiapan Kolektif

Irwan menuturkan, kegiatan ini menjadi refleksi atas tragedi gempa dan likuefaksi 2018 yang menelan ribuan korban jiwa. Sejak kejadian itu, BMKG bersama pemerintah daerah terus menggalakkan edukasi publik agar kejadian serupa tidak lagi menimbulkan korban dalam skala besar.

“Kita belajar dari masa lalu. Kesiapsiagaan adalah kunci utama. Tidak ada teknologi secanggih apa pun yang bisa menggantikan kesiapan manusia menghadapi bencana,” tambahnya.

Dalam kegiatan ini, peserta mendapatkan pelatihan intensif mengenai cara membaca peta seismik lokal, memahami sistem peringatan dini, hingga praktik simulasi evakuasi aman di lingkungan sekolah dan permukiman.

Wali Kota Dorong Pembentukan Sekolah Tangguh Bencana

Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, yang turut membuka kegiatan tersebut, menegaskan pentingnya menjadikan mitigasi bencana sebagai bagian dari kebijakan pendidikan dan perencanaan pembangunan daerah. Ia menilai bahwa pengetahuan tentang bencana harus dimiliki setiap warga, terutama generasi muda.

“Kita ingin setiap sekolah di Palu menjadi sekolah tangguh bencana. Anak-anak harus dibiasakan dengan latihan evakuasi, mengenali jalur aman, dan tahu titik kumpul saat gempa. Ini adalah investasi keselamatan masa depan,” ujarnya.

Hadianto juga meminta agar setiap kelurahan memiliki kelompok siaga bencana yang siap bergerak cepat saat terjadi kondisi darurat. Menurutnya, partisipasi warga menjadi fondasi utama dalam sistem mitigasi berbasis komunitas.

Lapang Gempabumi
Lapang Gempabumi

Baca juga: Bupati Erwin Burase Benahi RTRW Parigi Moutong untuk Lindungi Petani

BMKG Gandeng Akademisi dan Relawan

Sekolah Lapang Gempabumi kali ini melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi dari Universitas Tadulako, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan komunitas relawan seperti Tagana dan PMI.

Materi pelatihan disusun secara komprehensif, mencakup aspek kebijakan mitigasi, pengetahuan geologi, hingga teknik komunikasi bencana. Peserta juga diajak melakukan simulasi langsung di lapangan, seperti evakuasi massal dan pertolongan pertama bagi korban gempa.

Koordinator Relawan BPBD Palu, Siti Marwah, mengapresiasi kegiatan ini karena dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dari tingkat dasar.

“Selama ini banyak warga panik saat gempa karena tidak tahu harus berbuat apa. Sekolah Lapang ini menjawab itu dengan pendekatan langsung dan mudah dipahami,” ujarnya.

Dukung Penguatan Literasi Bencana di Sekolah

Selain memberikan pelatihan, BMKG juga menyerahkan modul literasi bencana kepada 20 sekolah di Kota Palu. Modul tersebut berisi panduan belajar interaktif tentang gempa bumi, tsunami, dan langkah mitigasinya.

Kepala Dinas Pendidikan Palu, Nurhayati, menyebutkan bahwa modul ini akan diintegrasikan ke dalam kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) agar siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga terlibat aktif dalam simulasi kebencanaan.

“Kita tidak ingin trauma 2018 terulang. Dengan pendidikan yang berkelanjutan, kita menanamkan kesadaran sejak dini bahwa hidup di daerah rawan bencana berarti harus siap dan waspada,” kata Nurhayati.

Harapan untuk Kesiapsiagaan Berkelanjutan

Melalui kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi, Pemkot Palu dan BMKG berharap lahir komunitas tangguh bencana di setiap wilayah. Dengan masyarakat yang paham risiko dan memiliki kemampuan mitigasi, dampak bencana diharapkan dapat ditekan seminimal mungkin.

“Bencana tidak bisa kita hindari, tapi korban bisa kita kurangi dengan ilmu dan latihan,” tutup Irwan.

Program serupa direncanakan akan digelar kembali pada awal 2026, menyasar wilayah Palu Barat dan Palu Selatan yang berada di jalur sesar aktif Palu-Koro.

Indosat

No More Posts Available.

No more pages to load.