, ,

Satgas Madago-Raya Sulteng gencarkan upaya deradikalisasi di Poso

oleh -47 Dilihat

Wawasan Poso — Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya di Sulawesi Tengah terus menggencarkan upaya deradikalisasi dan pembinaan mantan simpatisan kelompok teror di wilayah Kabupaten Poso. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam mewujudkan keamanan yang berkelanjutan dan memperkuat kepercayaan masyarakat pasca-konflik.

Komandan Satgas Madago Raya, Brigjen Pol Rudi Soik, mengatakan pihaknya kini lebih mengedepankan pendekatan humanis dan dialogis dalam menekan potensi penyebaran paham radikal di tengah masyarakat.

“Pendekatan militeristik sudah tidak lagi menjadi fokus utama. Saat ini kami mengutamakan pembinaan, pemberdayaan ekonomi, dan pendidikan ideologi kebangsaan bagi masyarakat di wilayah rawan,” ujarnya di Poso, Selasa (4/11/2025).

Poso Masih Jadi Wilayah Prioritas

Meski situasi keamanan di Poso kini relatif kondusif, pemerintah masih menjadikan wilayah ini sebagai lokasi prioritas program deradikalisasi nasional. Beberapa desa di Kecamatan Poso Pesisir dan Lore masih diawasi secara intensif karena dinilai rawan terhadap infiltrasi jaringan lama.

Brigjen Rudi menjelaskan, Satgas Madago Raya bersama BNPT, Pemda, dan tokoh masyarakat terus membangun sinergi agar paham ekstrem tidak kembali tumbuh.

“Kami lakukan pendekatan dari akar masalahnya. Misalnya, membuka ruang dialog antara tokoh agama, tokoh adat, dan mantan anggota kelompok bersenjata. Ini untuk menumbuhkan kembali rasa saling percaya,” katanya.

Program Edukasi dan Pembinaan Sosial

Selain patroli keamanan, Satgas juga menggandeng Kementerian Sosial dan Kementerian Agama dalam program pembinaan ideologi kebangsaan dan deradikalisasi berbasis masyarakat.

Program ini menyasar remaja, pelajar, dan keluarga eks-napi terorisme, dengan fokus pada pendidikan karakter, pelatihan keterampilan, dan kegiatan sosial keagamaan.

“Beberapa mantan anggota kelompok yang dulu aktif kini sudah bisa mandiri, membuka usaha kecil dan kembali diterima oleh masyarakat. Ini hasil kerja sama semua pihak,” kata Brigjen Rudi.

Di beberapa lokasi, Satgas Madago Raya juga menggelar program bakti sosial dan trauma healing, terutama bagi anak-anak korban konflik. Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi muda Poso dapat tumbuh dalam suasana damai tanpa stigma masa lalu.

Satgas Madago
Satgas Madago

Baca juga: Palu Perkuat Mitigasi Bencana Lewat Sekolah Lapang Gempabumi

Tokoh Agama dan Pemuda Ambil Peran

Tokoh agama di Poso turut berperan penting dalam upaya ini. Ketua FKUB Poso, Ustaz Ahmad Laming, menilai deradikalisasi harus dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan semua unsur masyarakat.

“Pendekatan agama yang sejuk dan edukatif menjadi kunci utama. Kita ajak generasi muda memahami nilai toleransi, bukan hanya lewat ceramah, tapi juga lewat kegiatan sosial bersama,” ujarnya.

Sementara itu, kalangan pemuda yang tergabung dalam organisasi Forum Damai Poso aktif mengadakan kegiatan olahraga dan diskusi kebangsaan lintas agama. Mereka menilai kehadiran Satgas Madago Raya yang humanis berhasil mengubah stigma terhadap aparat keamanan di daerah tersebut.

Fokus pada Ekonomi dan Kemandirian Warga

Selain program sosial, upaya pemberdayaan ekonomi juga digencarkan. Satgas Madago Raya bersama Pemprov Sulawesi Tengah mengembangkan pelatihan wirausaha, pertanian, dan perikanan bagi warga di daerah yang dulu menjadi basis konflik.

“Kami percaya bahwa stabilitas keamanan tidak akan bertahan lama tanpa kesejahteraan ekonomi. Karena itu, penguatan ekonomi lokal menjadi bagian dari deradikalisasi,” tambah Brigjen Rudi.

Pemerintah daerah juga menyediakan fasilitas bantuan modal usaha dan pelatihan keterampilan bagi keluarga mantan napi terorisme agar mereka bisa berdaya dan tidak kembali terjerumus pada ideologi kekerasan.

Sinergi Aparat dan Warga Kunci Keberhasilan

Keberhasilan program deradikalisasi di Poso, menurut Brigjen Rudi, hanya dapat dicapai melalui kerjasama erat antara aparat keamanan dan masyarakat sipil. Ia menegaskan, keberlanjutan program ini tidak boleh bergantung pada operasi keamanan semata, melainkan harus dibarengi dengan pembangunan sosial, ekonomi, dan pendidikan.

“Madago Raya kini bukan hanya operasi keamanan, tapi operasi kemanusiaan. Kami ingin Poso dikenal sebagai daerah damai, bukan lagi daerah konflik,” tegasnya.

Dengan strategi deradikalisasi yang semakin komprehensif dan dukungan masyarakat yang kuat, Satgas Madago Raya optimistis bahwa Poso akan benar-benar meninggalkan masa kelamnya dan menjadi simbol keberhasilan pemulihan pasca-konflik di Indonesia.

Indosat

No More Posts Available.

No more pages to load.